"(MATA) PENA (SERINGKALI) LEBIH TAJAM DARIPADA (MATA) PEDANG" NAPOLEON BONAPARTE.

Rabu, 24 Februari 2021

3 KENDALA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI DAERAH TERPENCIL

Foto: wowkeren.com

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih menjadi topik hangat yang dibicarakan di masa pendemi ini. Banyak pro kontra yang bermunculan saat sekolah-sekolah diimbau untuk melakukan pembelajran jarak jauh. Pro kontra tersebut tentunya sesuai dengan kondisi dan kesiapan masing-masing sekolah yang akan melaksanakannya. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini dilakukan guna menghindari penularan Covid-19 di lingkungn sekolah. Meski kesehatan siswa, guru dan orang tua adalah yang utama, tetapi pelaksanaan PJJ tetap sarat akan kendala. Terlebih untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di daerah-daerah terpencil. Ada 3 kendala utama dalam pelaksanaan PJJ di daerah terpencil.

1.      Jaringan Tidak Stabil

Belum meratanya aksesibilitas di daerah-daerah terpencil menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Menyoroti masalah  aksesibiitas sebenarnya ini adalah masalah klasik yang harus segera ditangani oleh pemerintah, bukan hanya di masa pandemi ini saja. Bagaimana sekolah-sekolah dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh jika mereka masih kesulitan untuk mengakses cyber atau virtual? Di waktu-waktu tertentu mungkin mereka dapat mengaksesnya, tetapi tidak menutup kemungkinan jaringannya  akan hilang begitu saja saat  kondisi hujan,  listrik padam, atau bahkan saat-saat yang tidak terduga lainnya. Hal tersebut tentunya sangat mengganggu jika terjadi saat sedang dilaksankannya pembelajaran jarak jauh.

2.      Siswa Tidak Memiliki Gawai

Kendala dalam pelaksanaan PJJ di daerah terpencil tidak hanya padajaringan yangtidak stabil atau minimnya akses internet, tetapi juga kepemilikan gawai pintar. Di era modern ini, masih ada siswa di daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki gawai pintar secara  pribadi. Mungkin jika dipersentasekan jauh lebih banyak yang memiliki gawai daripada yang tidak memiliki gawai.  Namun, untuk pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan anak memiliki gawai  secara pribadi, bukankan itu justru akan memberatkan orang tua siswa?karena notabene anak-anak yang tidak memiliki gawai adalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Berdasarkan permasalah tersebut sekolah-sekolah harus memiliki solusi agar anak-anak yang tidak memiliki gawai dapat tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan pembelajaran luring (luar jaringan). Siswa yang tidak memiliki gawai diminta datang ke sekolah untuk mengambil materi dan tugas kemudian dipelajari dan dikerjakan di rumah masing-masing, setelah itu diminta mengumpulkan kembali sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

Tenaga Pendidik Kurang Melek Teknologi

Dikutip dari Bisnis.com, Paulina Pannen selaku Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Tinggi mengatakan dari 236 ribu staf pendidik atau dosen diseluruh Indonesia, baru 6% yang melek teknologi dan bisa mengembangkan pendidikan berbasis internet. Baik dalam menggunakan perangkat teknologi, maupun dalam menggunakan software serta media sosial.  Menurutnya keadaan ini merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) atau daring. Tenaga pendidik yang sudah sepuh biasanya cenderung malas untuk mempelajari teknologi. Begitu pula dengan tenaga pendidik yang ada di daerah-daerah terpencil. Selain malas, mereka juga sulit untuk mendapat akses mempelajari teknologi yang berkembang saat ini. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengadakan pelatihan-pelatihan untuk tenaga pendidik di daerah-daerah terpencil tersebut.

Kendala-Kendala tersebut seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan tentang pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah tidak boleh memukul rata kebijakan antara sekolah-sekolah diperkotaan dengan sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah terpencil.


Jumat, 03 Juli 2015



HATI-HATI KESETRUM CINTA


Chrismeina Tulus Astuti
A310120226/6B
Menulis berita 2 
 
Surakarta, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Figur mengadakan seminar nasional (semnas) bersama Asma Nadia dengan tema Hati-Hati Kesetrum Cinta. Seminar nasional tersebut dilaksanakan pada 3 Juni 2015 di Auditorium Muhammad Djazman. Harga tiket masuk seminar, kategori Diamond Rp. 90.000, (mendapatkan buku Asma Nadia + tanda tangan), Gold Rp. 60.000, Silver Rp. 40.000, On the spot (OTS) Rp. 100.000.  

            Asma Nadia adalah seorang penulis papan atas Indonesia yang baru-baru ini sukses dengan novel yang difilmkan Assalamualaikum Beijing. Karya lainnya yang juga segera dirilis adalah film Surga yang Tak Dirindukan. Dalam semnas tersebut, Asma Nadia membahas mengenai cinta dalam Islam. “Pacaran dalam Islam itu nggak ada, nggak boleh, aturannya jelas. Jangan dekati zina, bahkan sekedar dekat dengan zina itu dilarang,” tutur Asma Nadia dengan lugas. Menurut Asma, jatuh cinta pada lawan jenis itu fitrah. Namun, pacaran bukanlah jalan yang benar menurut ajaran Islam. Jatuh cinta bisa ditoleransi selama rutinitas yang baik tidak terganggu, tidak membuat lupa diri, tidak mengubah pencapaian kecuali menjadi lebih baik, tidak menganiaya diri sendiri dan tidak mengarah maksiat/melanggar syariat.

Menurut Perempuan dengan penampilan yang sederhana namun tetap enak dipandang  itu, cinta mempunyai banyak definisi, dan setiap orang mempunyai definisi sendiri. Jatuh cinta adalah fitrah semua manusia. Namun, ada kalanya seseorang dapat mengelola cintanya dengan baik di jalan Allah untuk mencari ridha-Nya. Cinta yang sesungguhnya dan abadi adalah cinta kita kepada Allah. Kemudian cinta kita kepada rasul suri teladan yang baik, kemudian cinta kita kepada kedua orang tua yang mengasuh dan membibing tanpa  imbalan. Kita juga dituntut cinta kepada tanah air, berusaha menjaga dengan baik apa yang ada di tanah air.

Dalam seminar nasional tersebut juga diumumkan pemenang lomba penulisan puisi yang diadakan sejak 1 Mei – 25 Mei 2015. Lomba penulisan puisi tersebut dimenangi oleh Ghiyats Ramadhan Fakultas Farmasi UMS sebagai juara pertama, Desi Pitasari Fakultas PBSI UMS juara kedua, dan Liyana Ilmiyati Fakultas Gizi UMS sebagai juara ketiga. Seminar Nasional dengan tema Hati-hati Kesetrum Cinta tersebut dihadiri sekitar 260 peserta. Bukan hanya mahasiswa UMS, melainkan ada peserta dari IAIN dan juga peserta dari masyarakat umum. Salah satu peserta, Ulya Rahma, mahasiswi Fakultas Psikologi UMS angkatan 2012, tertarik mengikuti seminar karena Asma Nadia merupakan orang yang menginspirasi baginya untuk terus berkarya dengan cara menulis.






BERHASIL MEWAWANCARAI PEMAIN THE AVENGER, CINTA BANGGGA

Chrismeina Tulus Astuti
A310120226/6B
Menulis Feature Profil 
Cinta Laura, sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi telinga masyarakat Indoneisa. Tentu saat mendengar nama itu kita akan langsung teringat pada gadis berparas cantik, dengan logat khasnya yang “kebule-bulean”. Artis dengan gigi kelinci yang menawan ini memang memiliki segudang bakat seperti beracting, bernyanyi bahkan dancing. Baru-baru ini Cinta Laura kembali mengukir prestasi karena ia berkesempatan mewawancarai para pemain The Avenger: Age of Ultron.
            Artis kelahiran Jerman, 17 Agustus 1993 ini tinggal di negeri Paman Sam untuk mengejar mimpinya berkarier di dunia akting Hollywood. Dan kini Cinta Laura dipilih oleh pihak Disney Asia Reporter untuk mewawancarai para pemain film The Avenger. Untuk mendapatkan kesempatan ini, bagi Cinta tidak semudah membalikkan telapak tangan. Cinta telah melakukan banyak persiapan untuk kesempatan ini. Ia dipilih sebagai salah satu yang berkesempatan mewawancarai pemain The Avenger selain karena ia seorang publik figure di Indonesia, ia juga memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik. Selain itu, cinta memang merupakan salah satu mahasiswa yang cerdas dan berprestasi di Universitasnya.
Melalui wawancara yang dilakukannya itu, Cinta Laura berhasil mendapatkan berbagai pengalaman yang luar biasa yang tidak semua orang bisa dapatkan. Tidak hanya karena ia berhasil mewawancarai artis sekelas bintang The Avenger yang merupakan artis dan aktor Hollywood kelas dunia, tetapi juga karena film the Avenger sendiri merupakan film yang luar biasa bahkan film ini berhasil menggeser film Fast & Furious 7 dari puncak Box Office AS.
Sesaat sebelum melakukan interview, tampaknya Cinta Laura sempat mengunggah fotonya yang bersiap untuk melakukan interview. Ia tampil sangat cantik dengan mengenakan busana berwarna pink muda dengan rambut panjangnya yang tergerai indah. Saking senangnya dengan kesempatan ini, bahkan malamnya ia pun mengatakan selalu teringat dan tak bisa tidur.
Dan tampaknya kerja keras Cinta Laura ini membawa hasil. Ya, saat proses wawancara berlangsung memang tidak ditemukan kendala yang berarti dan bahkan ia pun mendapatkan pujian dari salah satu pemain The Avenger, Jeremy Renner yang yang mengatakan pertanyaan yang ia lontarkan merupakan pertanyaan yang bagus. Dan kabarnya hasil wawancara Cinta Laura dengan para pemain The Avenger ini akan ditayangkan di salah satu televisi swasta Indonesia.
Gadis cantik yang pernah digosipkan mempunya hubungan special dengan Varel Bramasta ini telah membuat harum nama Indonesia di mata dunia. Ia telah membuktikan bahwa artis Indonesia tidak hanya terkenal karena membuat sensasi, artis Indonesia juga mampu bersaing secara internasional. Cinta mengaku sangat bangga sebagai satu-satunya orang Indonesia yang berhasil mendapat kesempatan interview para pemain The Avenger dengan basic Cinta yang bukan seorang wartawan. Artis Indonesia itu punya kemampuan asal ia mau belajar dan berusaha, simpulan yang dapat saya ambil dari kisahCinta Laura ini.
Sumber:



10 MAHASISWA UMS LOLOS LOMBA BACA BERITA RADIO

Chrismeina Tulus Astuti
A310120226/6B
MENULIS BERITA 1 
 
Terpilih 10 peserta yang akan melaju pada grand final lomba Baca Berita Radio yang diadakan di Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Selasa, 31 Maret 2015.

Rapma (Radio Penelitian Mahasiswa) merupakan radio kampus milik Universitas muhammadiyah Surakarta yang berada di frekuensi 107.5 FM dengan slogan The first Edutaiment Channel in Solo. Rapma FM setiap bulannya selalu mengadakan event-event yang berbau mahasiswa. Rapma FM, sering menjalin kerja sama dengan Solopos. Pada bulanNovember lalu, Rapma FM telah menjalin kerja sama dengan mengadakan kunjungan ke Solopos. Seluruh anggota Rapma FM dari angkatan 2012 dan 2013  mengikuti kunjungan tersebut.

Kali ini Rapma FM bekerjasama dengan Solopos dalam roadshow hari kedua lomba Baca Berita Radio kategori mahasiswa. Lomba tersebut diadakan dalam rangka hari ulang tahun Solopos FM ke-11. Sebelumnya Solopos telah mengadakan roadshow Lomba Baca Berita Radio di Universitas Sebelas Maret. Kemudian dilanjutakan di UMS dan berakhir di IAIN.

Mahasiswa Universitas muhammadiyah Surakarta antusias mengikuti lomba tersebut. Lomba tersebut diadakan di Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari selasa, 31 Maret 2015 mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00. Kini telah terpilih sepuluh besar mahasiswa yang akan melaju ke grand final. Nama-nama mahasiswa yang terpilih diantaranya Widodo Fakultas Ilmu Komunikasi, Auliya Nurishma Zain FKIP Bahasa Inggris, Atikah Hapsari Fakultas Farmasi, Dini Arfiana FKIP Bahasa Inggris, Sahila Sakinati FAI Tarbiayah, Hesti Nugraheni Purnama Kesehatan Masyarakat, Eno Prasetyo Ramadhan Ilmu Komunikasi, Istiqomah Tri Wijayanti FAI Tarbiyah, Wimbo Aji Setyabudi Ilmu Komunikasi, dan Azizah Niswahatun Royani FKIP PBSI.

Setelah berjuang mengalahkan teman-teman lainnya dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, mereka yang terpilih akan bersaing dengan 20 peserta lain dari UNS dan IAIN. Grand final dilaksanakan pada tanggal 4 april mendatang di griya Solopos. Mahasiswa yang mengikuti lomba tersebut tidak semua memiliki besic broadcasting, hanya beberapa mahasiswa yang sudah mengerti dunia broadcast, lainnya mahasiswa biasa yang memang tertarik dengan lomba tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan, mahasiswa yang tidak berasal dari dunia broadcast bisa menjadi juara dalam lomba tersebut. Dimana ada kemauan maka disitu akan ada jalan. (Chris)

Jumat, 05 Desember 2014

REVIE FILM “WAR PHOTOGRAPHER” DALAM KAITANNYA DENGAN 9 ELEMEN DAN KODE ETIK JURNALISTIK



A.    Sinopsis Film “War Photographer
War Photographer merupakan sebuah film dokumenter tentang seorang wartawan foto yang mengabadikan momen-momen. Baik dalam perang dan segala penderitaan yang disebabkan perang. Jim, panggilan James Nachtwey  merupakan wartawan foto perang. Terlahir pada tahun 1948 di kota Syracuse, New York, Jim memulai profesinya sebagai sebagai fotografer profesional pada tahun 70an di sebuah koran kecil di kota New Mexico, Amerika Serikat. Terinspirasi dari foto-foto tentang perang Vietnam, Jim ingin bercerita lebih banyak kepada dunia tentang betapa mengerikannya sebuah perang bagi para korbannya yang tentu saja tak pernah terpikirkan oleh mereka kenapa perang ini harus terjadi dan untuk apa perang ini terjadi.
Pada film dokumenter ini menampilkan seorang Jim dalam 20 tahun perjalanan karirnya dan karya-karyanya tak sebatas sebagai seorang wartawan perang tapi juga sebagai seorang yang bisa menggabungkan seni dengan realita kehidupan manusia dilihat dari sisi kemanusiaan. Karya-karya adalah hasil dari totalitas yang dia curahkan dan ketajaman insting Jim yang memberikan nyawa pada objek yang direkamnya agar dapat bertutur sendiri kepada dunia tentang kehidupan manusia dan juga tragedi kemanusiaan.
Sebagian besar film menampilkan foto-foto perang yang berhasil direkam kamera Jim. Mulai dari Kosovo, Afrika, Palestina sampai Indonesia. Jika di Kosovo, Palestina dan Afrika Jim meliput perang yang terjadi di negara-negara tersebut, di Indonesia, tepatnya Jakarta, Jim memotret kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta itulah yang diwartakan oleh Jim dengan kameranya ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk foto hitam putih dan berwarna . Liputan tentang Indonesia itu mendapat porsi yang cukup lumayan dalam film ini. Termasuk rekaman peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan peristiwa Semanggi.
Alur cerita film ini dipandu oleh narasi dan kesaksian teman-teman Jim sesama wartawan. Di antaranya Christiane Amanpour (CNN), Hans- Hermann Klare (STERN Magazine), Des Wright (kameraman REUTERS) dan Dennis O'Neill (sahabat ba9ik Jim). Mereka bertutur betapa Jim adalah seorang yang setia pada profesinya sebagai fotografer. Ia pantang menyerah dalam tugasnya meskipun harus berhadapan dengan bahaya. Meliput perang berarti harus siap mati dalam tugas. Bagaimana tidak jika tak jarang mereka harus berada di tengah-tengah pertempuran yang dipenuhi hujan peluru, gas airmata serta ranjau-ranjau yang bertebaran. Setiap saat maut mengancam.
B.     Revie Film War Photographer berdasarkan 9 Elemen Jurnalisme
1.      Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran
Dalam film War Photographer, Jim menyibak kebenaran yang terjadi dalam perang-perang  di dunia lewat foto-foto yang ia ambil sesuai dengan elemen tersebut. Dalam foto-foto tersebut bertujuan mencari suatu kebenaran tanpa adanya rekayasa. Lewat fotonya, Jim ingin memperlihatkan pada dunia realita kehidupan yang sedang terjadi, yang mungkin selama ini terabaikan.
2.      Loyalitas utama jurnalisme adalah kepada warga Negara
Loyalitas kepada warga Negara dalam film ini tergambar dengan foto-foto yang diambil oleh Jim di berbagai Negara. Jurnalisme hadir untuk membangun masyarakat. Jurnalisme ada untuk memenuhi hak-hak warga negara. Jurnalisme ada untuk demokrasi. Namun, tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri.
3.      Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
Dalam film ini tidak ada unsur menambah-nambahi, tidak menipu pembaca, transparan dan jujur, juga mengandalkan reportase sendiri, dan apa adanya. Karena film War Photographer merupakan sebuah film documenter yang mengandalkan hasil foto Jim sendiri.
4.      Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk kritik maupun dukungan warga
Jika kita mampu memahami film ini, film ini bisa dijadikan sebagai kritik terhadap pemerintah atas rakyatnya yang kurang beruntung dan masih dibawah garis kepemimpinan. Selain foto-foto perang, film ini juga menampilkan foto-foto atau keadaan suatu masyarakat pada Bangsa tertentu.
5.      Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan
Dalam film ini menampilkan foto-foto yang terabaikan oleh masyarakat tetapi sebenarnya itu merupakan hal yang penting. Melalui film ini masyarakat dapat melihat hal yang terabaikan tersebut menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan masyarakat masa kini.
6.      Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional
 Komprehensif dalam film ini terlihat dengan beragamnya foto yang diambil oleh Jim. Mulai dari foto-foto perang hingga foto kehidupan masyarakat pada suatu bangsa tertentu. Tidak hanya pada Negara maju, tetapi foto ini juga memuat Negara-negara yang kurang dikenal oleh Negara lain atau masih merupakan Negara berkembang. Contohnya dalam film ini juga memuat foto-foto dari Negara Indonesia.
7.      Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya
Setiap wartawan harus mempunyai rasa etika dan tanggung jawab sosial dalam dirinya. Mereka juga harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyuarakan hati nurani mereka dan membiarkan yang lain melakukan hal yang serupa dengannya. Itulah yang dikerjakan oleh Jim dalam film War Photographer tersebut. Jim mempunyai tanggung jawab moral kepada seluruh warga dunia untuk meliput aksi-aksi di Kosovo, Indonesia, dan palestina.
C.    KODE ETIK JURNALISTIK
1.      Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk
Dalam film War Photographer ini Jim menghasilkan berita yang berimbang. Ia menampilkan foto-foto sebagaimana adanya. Bukan untuk beretikad buruk melainkan untuk menunjukan kepada khalayak tentang sisi lain kehidupan suatu masyarakat di Negara lain.
2.      Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul
Foto yang ditampilkan dalam film War Photographer merupakan foto yang nyata tanpa rekayasa. Ia menampilkan apa adanya kehidupan yang ada dalam objek fotonya tersebut.

3.      Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani
Beberapa foto dalam film ini yang diambil di Indonesia menampilkan kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta. Namun hal tersebut bukan merupakan bentuk diskriminasi melainkan upaya memberikan pengetahuan tentang kehidupan masyarakat dibelahan dunia lain.

Rabu, 24 Februari 2021

3 KENDALA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI DAERAH TERPENCIL

Diposting oleh Chrismeina di 22.21 0 komentar

Foto: wowkeren.com

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih menjadi topik hangat yang dibicarakan di masa pendemi ini. Banyak pro kontra yang bermunculan saat sekolah-sekolah diimbau untuk melakukan pembelajran jarak jauh. Pro kontra tersebut tentunya sesuai dengan kondisi dan kesiapan masing-masing sekolah yang akan melaksanakannya. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini dilakukan guna menghindari penularan Covid-19 di lingkungn sekolah. Meski kesehatan siswa, guru dan orang tua adalah yang utama, tetapi pelaksanaan PJJ tetap sarat akan kendala. Terlebih untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di daerah-daerah terpencil. Ada 3 kendala utama dalam pelaksanaan PJJ di daerah terpencil.

1.      Jaringan Tidak Stabil

Belum meratanya aksesibilitas di daerah-daerah terpencil menjadi kendala utama dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Menyoroti masalah  aksesibiitas sebenarnya ini adalah masalah klasik yang harus segera ditangani oleh pemerintah, bukan hanya di masa pandemi ini saja. Bagaimana sekolah-sekolah dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh jika mereka masih kesulitan untuk mengakses cyber atau virtual? Di waktu-waktu tertentu mungkin mereka dapat mengaksesnya, tetapi tidak menutup kemungkinan jaringannya  akan hilang begitu saja saat  kondisi hujan,  listrik padam, atau bahkan saat-saat yang tidak terduga lainnya. Hal tersebut tentunya sangat mengganggu jika terjadi saat sedang dilaksankannya pembelajaran jarak jauh.

2.      Siswa Tidak Memiliki Gawai

Kendala dalam pelaksanaan PJJ di daerah terpencil tidak hanya padajaringan yangtidak stabil atau minimnya akses internet, tetapi juga kepemilikan gawai pintar. Di era modern ini, masih ada siswa di daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki gawai pintar secara  pribadi. Mungkin jika dipersentasekan jauh lebih banyak yang memiliki gawai daripada yang tidak memiliki gawai.  Namun, untuk pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan anak memiliki gawai  secara pribadi, bukankan itu justru akan memberatkan orang tua siswa?karena notabene anak-anak yang tidak memiliki gawai adalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Berdasarkan permasalah tersebut sekolah-sekolah harus memiliki solusi agar anak-anak yang tidak memiliki gawai dapat tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan pembelajaran luring (luar jaringan). Siswa yang tidak memiliki gawai diminta datang ke sekolah untuk mengambil materi dan tugas kemudian dipelajari dan dikerjakan di rumah masing-masing, setelah itu diminta mengumpulkan kembali sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

Tenaga Pendidik Kurang Melek Teknologi

Dikutip dari Bisnis.com, Paulina Pannen selaku Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Tinggi mengatakan dari 236 ribu staf pendidik atau dosen diseluruh Indonesia, baru 6% yang melek teknologi dan bisa mengembangkan pendidikan berbasis internet. Baik dalam menggunakan perangkat teknologi, maupun dalam menggunakan software serta media sosial.  Menurutnya keadaan ini merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh (PJJ) atau daring. Tenaga pendidik yang sudah sepuh biasanya cenderung malas untuk mempelajari teknologi. Begitu pula dengan tenaga pendidik yang ada di daerah-daerah terpencil. Selain malas, mereka juga sulit untuk mendapat akses mempelajari teknologi yang berkembang saat ini. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengadakan pelatihan-pelatihan untuk tenaga pendidik di daerah-daerah terpencil tersebut.

Kendala-Kendala tersebut seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan tentang pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah tidak boleh memukul rata kebijakan antara sekolah-sekolah diperkotaan dengan sekolah-sekolah yang ada di daerah-daerah terpencil.


Jumat, 03 Juli 2015

Diposting oleh Chrismeina di 21.42 0 komentar


HATI-HATI KESETRUM CINTA


Chrismeina Tulus Astuti
A310120226/6B
Menulis berita 2 
 
Surakarta, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Figur mengadakan seminar nasional (semnas) bersama Asma Nadia dengan tema Hati-Hati Kesetrum Cinta. Seminar nasional tersebut dilaksanakan pada 3 Juni 2015 di Auditorium Muhammad Djazman. Harga tiket masuk seminar, kategori Diamond Rp. 90.000, (mendapatkan buku Asma Nadia + tanda tangan), Gold Rp. 60.000, Silver Rp. 40.000, On the spot (OTS) Rp. 100.000.  

            Asma Nadia adalah seorang penulis papan atas Indonesia yang baru-baru ini sukses dengan novel yang difilmkan Assalamualaikum Beijing. Karya lainnya yang juga segera dirilis adalah film Surga yang Tak Dirindukan. Dalam semnas tersebut, Asma Nadia membahas mengenai cinta dalam Islam. “Pacaran dalam Islam itu nggak ada, nggak boleh, aturannya jelas. Jangan dekati zina, bahkan sekedar dekat dengan zina itu dilarang,” tutur Asma Nadia dengan lugas. Menurut Asma, jatuh cinta pada lawan jenis itu fitrah. Namun, pacaran bukanlah jalan yang benar menurut ajaran Islam. Jatuh cinta bisa ditoleransi selama rutinitas yang baik tidak terganggu, tidak membuat lupa diri, tidak mengubah pencapaian kecuali menjadi lebih baik, tidak menganiaya diri sendiri dan tidak mengarah maksiat/melanggar syariat.

Menurut Perempuan dengan penampilan yang sederhana namun tetap enak dipandang  itu, cinta mempunyai banyak definisi, dan setiap orang mempunyai definisi sendiri. Jatuh cinta adalah fitrah semua manusia. Namun, ada kalanya seseorang dapat mengelola cintanya dengan baik di jalan Allah untuk mencari ridha-Nya. Cinta yang sesungguhnya dan abadi adalah cinta kita kepada Allah. Kemudian cinta kita kepada rasul suri teladan yang baik, kemudian cinta kita kepada kedua orang tua yang mengasuh dan membibing tanpa  imbalan. Kita juga dituntut cinta kepada tanah air, berusaha menjaga dengan baik apa yang ada di tanah air.

Dalam seminar nasional tersebut juga diumumkan pemenang lomba penulisan puisi yang diadakan sejak 1 Mei – 25 Mei 2015. Lomba penulisan puisi tersebut dimenangi oleh Ghiyats Ramadhan Fakultas Farmasi UMS sebagai juara pertama, Desi Pitasari Fakultas PBSI UMS juara kedua, dan Liyana Ilmiyati Fakultas Gizi UMS sebagai juara ketiga. Seminar Nasional dengan tema Hati-hati Kesetrum Cinta tersebut dihadiri sekitar 260 peserta. Bukan hanya mahasiswa UMS, melainkan ada peserta dari IAIN dan juga peserta dari masyarakat umum. Salah satu peserta, Ulya Rahma, mahasiswi Fakultas Psikologi UMS angkatan 2012, tertarik mengikuti seminar karena Asma Nadia merupakan orang yang menginspirasi baginya untuk terus berkarya dengan cara menulis.




Diposting oleh Chrismeina di 21.37 0 komentar


BERHASIL MEWAWANCARAI PEMAIN THE AVENGER, CINTA BANGGGA

Chrismeina Tulus Astuti
A310120226/6B
Menulis Feature Profil 
Cinta Laura, sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi telinga masyarakat Indoneisa. Tentu saat mendengar nama itu kita akan langsung teringat pada gadis berparas cantik, dengan logat khasnya yang “kebule-bulean”. Artis dengan gigi kelinci yang menawan ini memang memiliki segudang bakat seperti beracting, bernyanyi bahkan dancing. Baru-baru ini Cinta Laura kembali mengukir prestasi karena ia berkesempatan mewawancarai para pemain The Avenger: Age of Ultron.
            Artis kelahiran Jerman, 17 Agustus 1993 ini tinggal di negeri Paman Sam untuk mengejar mimpinya berkarier di dunia akting Hollywood. Dan kini Cinta Laura dipilih oleh pihak Disney Asia Reporter untuk mewawancarai para pemain film The Avenger. Untuk mendapatkan kesempatan ini, bagi Cinta tidak semudah membalikkan telapak tangan. Cinta telah melakukan banyak persiapan untuk kesempatan ini. Ia dipilih sebagai salah satu yang berkesempatan mewawancarai pemain The Avenger selain karena ia seorang publik figure di Indonesia, ia juga memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik. Selain itu, cinta memang merupakan salah satu mahasiswa yang cerdas dan berprestasi di Universitasnya.
Melalui wawancara yang dilakukannya itu, Cinta Laura berhasil mendapatkan berbagai pengalaman yang luar biasa yang tidak semua orang bisa dapatkan. Tidak hanya karena ia berhasil mewawancarai artis sekelas bintang The Avenger yang merupakan artis dan aktor Hollywood kelas dunia, tetapi juga karena film the Avenger sendiri merupakan film yang luar biasa bahkan film ini berhasil menggeser film Fast & Furious 7 dari puncak Box Office AS.
Sesaat sebelum melakukan interview, tampaknya Cinta Laura sempat mengunggah fotonya yang bersiap untuk melakukan interview. Ia tampil sangat cantik dengan mengenakan busana berwarna pink muda dengan rambut panjangnya yang tergerai indah. Saking senangnya dengan kesempatan ini, bahkan malamnya ia pun mengatakan selalu teringat dan tak bisa tidur.
Dan tampaknya kerja keras Cinta Laura ini membawa hasil. Ya, saat proses wawancara berlangsung memang tidak ditemukan kendala yang berarti dan bahkan ia pun mendapatkan pujian dari salah satu pemain The Avenger, Jeremy Renner yang yang mengatakan pertanyaan yang ia lontarkan merupakan pertanyaan yang bagus. Dan kabarnya hasil wawancara Cinta Laura dengan para pemain The Avenger ini akan ditayangkan di salah satu televisi swasta Indonesia.
Gadis cantik yang pernah digosipkan mempunya hubungan special dengan Varel Bramasta ini telah membuat harum nama Indonesia di mata dunia. Ia telah membuktikan bahwa artis Indonesia tidak hanya terkenal karena membuat sensasi, artis Indonesia juga mampu bersaing secara internasional. Cinta mengaku sangat bangga sebagai satu-satunya orang Indonesia yang berhasil mendapat kesempatan interview para pemain The Avenger dengan basic Cinta yang bukan seorang wartawan. Artis Indonesia itu punya kemampuan asal ia mau belajar dan berusaha, simpulan yang dapat saya ambil dari kisahCinta Laura ini.
Sumber:

Diposting oleh Chrismeina di 21.25 0 komentar


10 MAHASISWA UMS LOLOS LOMBA BACA BERITA RADIO

Chrismeina Tulus Astuti
A310120226/6B
MENULIS BERITA 1 
 
Terpilih 10 peserta yang akan melaju pada grand final lomba Baca Berita Radio yang diadakan di Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari Selasa, 31 Maret 2015.

Rapma (Radio Penelitian Mahasiswa) merupakan radio kampus milik Universitas muhammadiyah Surakarta yang berada di frekuensi 107.5 FM dengan slogan The first Edutaiment Channel in Solo. Rapma FM setiap bulannya selalu mengadakan event-event yang berbau mahasiswa. Rapma FM, sering menjalin kerja sama dengan Solopos. Pada bulanNovember lalu, Rapma FM telah menjalin kerja sama dengan mengadakan kunjungan ke Solopos. Seluruh anggota Rapma FM dari angkatan 2012 dan 2013  mengikuti kunjungan tersebut.

Kali ini Rapma FM bekerjasama dengan Solopos dalam roadshow hari kedua lomba Baca Berita Radio kategori mahasiswa. Lomba tersebut diadakan dalam rangka hari ulang tahun Solopos FM ke-11. Sebelumnya Solopos telah mengadakan roadshow Lomba Baca Berita Radio di Universitas Sebelas Maret. Kemudian dilanjutakan di UMS dan berakhir di IAIN.

Mahasiswa Universitas muhammadiyah Surakarta antusias mengikuti lomba tersebut. Lomba tersebut diadakan di Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta pada hari selasa, 31 Maret 2015 mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00. Kini telah terpilih sepuluh besar mahasiswa yang akan melaju ke grand final. Nama-nama mahasiswa yang terpilih diantaranya Widodo Fakultas Ilmu Komunikasi, Auliya Nurishma Zain FKIP Bahasa Inggris, Atikah Hapsari Fakultas Farmasi, Dini Arfiana FKIP Bahasa Inggris, Sahila Sakinati FAI Tarbiayah, Hesti Nugraheni Purnama Kesehatan Masyarakat, Eno Prasetyo Ramadhan Ilmu Komunikasi, Istiqomah Tri Wijayanti FAI Tarbiyah, Wimbo Aji Setyabudi Ilmu Komunikasi, dan Azizah Niswahatun Royani FKIP PBSI.

Setelah berjuang mengalahkan teman-teman lainnya dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, mereka yang terpilih akan bersaing dengan 20 peserta lain dari UNS dan IAIN. Grand final dilaksanakan pada tanggal 4 april mendatang di griya Solopos. Mahasiswa yang mengikuti lomba tersebut tidak semua memiliki besic broadcasting, hanya beberapa mahasiswa yang sudah mengerti dunia broadcast, lainnya mahasiswa biasa yang memang tertarik dengan lomba tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan, mahasiswa yang tidak berasal dari dunia broadcast bisa menjadi juara dalam lomba tersebut. Dimana ada kemauan maka disitu akan ada jalan. (Chris)

Jumat, 05 Desember 2014

REVIE FILM “WAR PHOTOGRAPHER” DALAM KAITANNYA DENGAN 9 ELEMEN DAN KODE ETIK JURNALISTIK

Diposting oleh Chrismeina di 06.41 0 komentar


A.    Sinopsis Film “War Photographer
War Photographer merupakan sebuah film dokumenter tentang seorang wartawan foto yang mengabadikan momen-momen. Baik dalam perang dan segala penderitaan yang disebabkan perang. Jim, panggilan James Nachtwey  merupakan wartawan foto perang. Terlahir pada tahun 1948 di kota Syracuse, New York, Jim memulai profesinya sebagai sebagai fotografer profesional pada tahun 70an di sebuah koran kecil di kota New Mexico, Amerika Serikat. Terinspirasi dari foto-foto tentang perang Vietnam, Jim ingin bercerita lebih banyak kepada dunia tentang betapa mengerikannya sebuah perang bagi para korbannya yang tentu saja tak pernah terpikirkan oleh mereka kenapa perang ini harus terjadi dan untuk apa perang ini terjadi.
Pada film dokumenter ini menampilkan seorang Jim dalam 20 tahun perjalanan karirnya dan karya-karyanya tak sebatas sebagai seorang wartawan perang tapi juga sebagai seorang yang bisa menggabungkan seni dengan realita kehidupan manusia dilihat dari sisi kemanusiaan. Karya-karya adalah hasil dari totalitas yang dia curahkan dan ketajaman insting Jim yang memberikan nyawa pada objek yang direkamnya agar dapat bertutur sendiri kepada dunia tentang kehidupan manusia dan juga tragedi kemanusiaan.
Sebagian besar film menampilkan foto-foto perang yang berhasil direkam kamera Jim. Mulai dari Kosovo, Afrika, Palestina sampai Indonesia. Jika di Kosovo, Palestina dan Afrika Jim meliput perang yang terjadi di negara-negara tersebut, di Indonesia, tepatnya Jakarta, Jim memotret kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta itulah yang diwartakan oleh Jim dengan kameranya ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk foto hitam putih dan berwarna . Liputan tentang Indonesia itu mendapat porsi yang cukup lumayan dalam film ini. Termasuk rekaman peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan peristiwa Semanggi.
Alur cerita film ini dipandu oleh narasi dan kesaksian teman-teman Jim sesama wartawan. Di antaranya Christiane Amanpour (CNN), Hans- Hermann Klare (STERN Magazine), Des Wright (kameraman REUTERS) dan Dennis O'Neill (sahabat ba9ik Jim). Mereka bertutur betapa Jim adalah seorang yang setia pada profesinya sebagai fotografer. Ia pantang menyerah dalam tugasnya meskipun harus berhadapan dengan bahaya. Meliput perang berarti harus siap mati dalam tugas. Bagaimana tidak jika tak jarang mereka harus berada di tengah-tengah pertempuran yang dipenuhi hujan peluru, gas airmata serta ranjau-ranjau yang bertebaran. Setiap saat maut mengancam.
B.     Revie Film War Photographer berdasarkan 9 Elemen Jurnalisme
1.      Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran
Dalam film War Photographer, Jim menyibak kebenaran yang terjadi dalam perang-perang  di dunia lewat foto-foto yang ia ambil sesuai dengan elemen tersebut. Dalam foto-foto tersebut bertujuan mencari suatu kebenaran tanpa adanya rekayasa. Lewat fotonya, Jim ingin memperlihatkan pada dunia realita kehidupan yang sedang terjadi, yang mungkin selama ini terabaikan.
2.      Loyalitas utama jurnalisme adalah kepada warga Negara
Loyalitas kepada warga Negara dalam film ini tergambar dengan foto-foto yang diambil oleh Jim di berbagai Negara. Jurnalisme hadir untuk membangun masyarakat. Jurnalisme ada untuk memenuhi hak-hak warga negara. Jurnalisme ada untuk demokrasi. Namun, tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri.
3.      Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
Dalam film ini tidak ada unsur menambah-nambahi, tidak menipu pembaca, transparan dan jujur, juga mengandalkan reportase sendiri, dan apa adanya. Karena film War Photographer merupakan sebuah film documenter yang mengandalkan hasil foto Jim sendiri.
4.      Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk kritik maupun dukungan warga
Jika kita mampu memahami film ini, film ini bisa dijadikan sebagai kritik terhadap pemerintah atas rakyatnya yang kurang beruntung dan masih dibawah garis kepemimpinan. Selain foto-foto perang, film ini juga menampilkan foto-foto atau keadaan suatu masyarakat pada Bangsa tertentu.
5.      Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan
Dalam film ini menampilkan foto-foto yang terabaikan oleh masyarakat tetapi sebenarnya itu merupakan hal yang penting. Melalui film ini masyarakat dapat melihat hal yang terabaikan tersebut menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan masyarakat masa kini.
6.      Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional
 Komprehensif dalam film ini terlihat dengan beragamnya foto yang diambil oleh Jim. Mulai dari foto-foto perang hingga foto kehidupan masyarakat pada suatu bangsa tertentu. Tidak hanya pada Negara maju, tetapi foto ini juga memuat Negara-negara yang kurang dikenal oleh Negara lain atau masih merupakan Negara berkembang. Contohnya dalam film ini juga memuat foto-foto dari Negara Indonesia.
7.      Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya
Setiap wartawan harus mempunyai rasa etika dan tanggung jawab sosial dalam dirinya. Mereka juga harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyuarakan hati nurani mereka dan membiarkan yang lain melakukan hal yang serupa dengannya. Itulah yang dikerjakan oleh Jim dalam film War Photographer tersebut. Jim mempunyai tanggung jawab moral kepada seluruh warga dunia untuk meliput aksi-aksi di Kosovo, Indonesia, dan palestina.
C.    KODE ETIK JURNALISTIK
1.      Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk
Dalam film War Photographer ini Jim menghasilkan berita yang berimbang. Ia menampilkan foto-foto sebagaimana adanya. Bukan untuk beretikad buruk melainkan untuk menunjukan kepada khalayak tentang sisi lain kehidupan suatu masyarakat di Negara lain.
2.      Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul
Foto yang ditampilkan dalam film War Photographer merupakan foto yang nyata tanpa rekayasa. Ia menampilkan apa adanya kehidupan yang ada dalam objek fotonya tersebut.

3.      Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani
Beberapa foto dalam film ini yang diambil di Indonesia menampilkan kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta. Namun hal tersebut bukan merupakan bentuk diskriminasi melainkan upaya memberikan pengetahuan tentang kehidupan masyarakat dibelahan dunia lain.