"(MATA) PENA (SERINGKALI) LEBIH TAJAM DARIPADA (MATA) PEDANG" NAPOLEON BONAPARTE.

Jumat, 05 Desember 2014

REVIE FILM “WAR PHOTOGRAPHER” DALAM KAITANNYA DENGAN 9 ELEMEN DAN KODE ETIK JURNALISTIK



A.    Sinopsis Film “War Photographer
War Photographer merupakan sebuah film dokumenter tentang seorang wartawan foto yang mengabadikan momen-momen. Baik dalam perang dan segala penderitaan yang disebabkan perang. Jim, panggilan James Nachtwey  merupakan wartawan foto perang. Terlahir pada tahun 1948 di kota Syracuse, New York, Jim memulai profesinya sebagai sebagai fotografer profesional pada tahun 70an di sebuah koran kecil di kota New Mexico, Amerika Serikat. Terinspirasi dari foto-foto tentang perang Vietnam, Jim ingin bercerita lebih banyak kepada dunia tentang betapa mengerikannya sebuah perang bagi para korbannya yang tentu saja tak pernah terpikirkan oleh mereka kenapa perang ini harus terjadi dan untuk apa perang ini terjadi.
Pada film dokumenter ini menampilkan seorang Jim dalam 20 tahun perjalanan karirnya dan karya-karyanya tak sebatas sebagai seorang wartawan perang tapi juga sebagai seorang yang bisa menggabungkan seni dengan realita kehidupan manusia dilihat dari sisi kemanusiaan. Karya-karya adalah hasil dari totalitas yang dia curahkan dan ketajaman insting Jim yang memberikan nyawa pada objek yang direkamnya agar dapat bertutur sendiri kepada dunia tentang kehidupan manusia dan juga tragedi kemanusiaan.
Sebagian besar film menampilkan foto-foto perang yang berhasil direkam kamera Jim. Mulai dari Kosovo, Afrika, Palestina sampai Indonesia. Jika di Kosovo, Palestina dan Afrika Jim meliput perang yang terjadi di negara-negara tersebut, di Indonesia, tepatnya Jakarta, Jim memotret kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta itulah yang diwartakan oleh Jim dengan kameranya ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk foto hitam putih dan berwarna . Liputan tentang Indonesia itu mendapat porsi yang cukup lumayan dalam film ini. Termasuk rekaman peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan peristiwa Semanggi.
Alur cerita film ini dipandu oleh narasi dan kesaksian teman-teman Jim sesama wartawan. Di antaranya Christiane Amanpour (CNN), Hans- Hermann Klare (STERN Magazine), Des Wright (kameraman REUTERS) dan Dennis O'Neill (sahabat ba9ik Jim). Mereka bertutur betapa Jim adalah seorang yang setia pada profesinya sebagai fotografer. Ia pantang menyerah dalam tugasnya meskipun harus berhadapan dengan bahaya. Meliput perang berarti harus siap mati dalam tugas. Bagaimana tidak jika tak jarang mereka harus berada di tengah-tengah pertempuran yang dipenuhi hujan peluru, gas airmata serta ranjau-ranjau yang bertebaran. Setiap saat maut mengancam.
B.     Revie Film War Photographer berdasarkan 9 Elemen Jurnalisme
1.      Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran
Dalam film War Photographer, Jim menyibak kebenaran yang terjadi dalam perang-perang  di dunia lewat foto-foto yang ia ambil sesuai dengan elemen tersebut. Dalam foto-foto tersebut bertujuan mencari suatu kebenaran tanpa adanya rekayasa. Lewat fotonya, Jim ingin memperlihatkan pada dunia realita kehidupan yang sedang terjadi, yang mungkin selama ini terabaikan.
2.      Loyalitas utama jurnalisme adalah kepada warga Negara
Loyalitas kepada warga Negara dalam film ini tergambar dengan foto-foto yang diambil oleh Jim di berbagai Negara. Jurnalisme hadir untuk membangun masyarakat. Jurnalisme ada untuk memenuhi hak-hak warga negara. Jurnalisme ada untuk demokrasi. Namun, tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri.
3.      Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
Dalam film ini tidak ada unsur menambah-nambahi, tidak menipu pembaca, transparan dan jujur, juga mengandalkan reportase sendiri, dan apa adanya. Karena film War Photographer merupakan sebuah film documenter yang mengandalkan hasil foto Jim sendiri.
4.      Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk kritik maupun dukungan warga
Jika kita mampu memahami film ini, film ini bisa dijadikan sebagai kritik terhadap pemerintah atas rakyatnya yang kurang beruntung dan masih dibawah garis kepemimpinan. Selain foto-foto perang, film ini juga menampilkan foto-foto atau keadaan suatu masyarakat pada Bangsa tertentu.
5.      Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan
Dalam film ini menampilkan foto-foto yang terabaikan oleh masyarakat tetapi sebenarnya itu merupakan hal yang penting. Melalui film ini masyarakat dapat melihat hal yang terabaikan tersebut menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan masyarakat masa kini.
6.      Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional
 Komprehensif dalam film ini terlihat dengan beragamnya foto yang diambil oleh Jim. Mulai dari foto-foto perang hingga foto kehidupan masyarakat pada suatu bangsa tertentu. Tidak hanya pada Negara maju, tetapi foto ini juga memuat Negara-negara yang kurang dikenal oleh Negara lain atau masih merupakan Negara berkembang. Contohnya dalam film ini juga memuat foto-foto dari Negara Indonesia.
7.      Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya
Setiap wartawan harus mempunyai rasa etika dan tanggung jawab sosial dalam dirinya. Mereka juga harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyuarakan hati nurani mereka dan membiarkan yang lain melakukan hal yang serupa dengannya. Itulah yang dikerjakan oleh Jim dalam film War Photographer tersebut. Jim mempunyai tanggung jawab moral kepada seluruh warga dunia untuk meliput aksi-aksi di Kosovo, Indonesia, dan palestina.
C.    KODE ETIK JURNALISTIK
1.      Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk
Dalam film War Photographer ini Jim menghasilkan berita yang berimbang. Ia menampilkan foto-foto sebagaimana adanya. Bukan untuk beretikad buruk melainkan untuk menunjukan kepada khalayak tentang sisi lain kehidupan suatu masyarakat di Negara lain.
2.      Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul
Foto yang ditampilkan dalam film War Photographer merupakan foto yang nyata tanpa rekayasa. Ia menampilkan apa adanya kehidupan yang ada dalam objek fotonya tersebut.

3.      Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani
Beberapa foto dalam film ini yang diambil di Indonesia menampilkan kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta. Namun hal tersebut bukan merupakan bentuk diskriminasi melainkan upaya memberikan pengetahuan tentang kehidupan masyarakat dibelahan dunia lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 05 Desember 2014

REVIE FILM “WAR PHOTOGRAPHER” DALAM KAITANNYA DENGAN 9 ELEMEN DAN KODE ETIK JURNALISTIK

Diposting oleh Chrismeina di 06.41


A.    Sinopsis Film “War Photographer
War Photographer merupakan sebuah film dokumenter tentang seorang wartawan foto yang mengabadikan momen-momen. Baik dalam perang dan segala penderitaan yang disebabkan perang. Jim, panggilan James Nachtwey  merupakan wartawan foto perang. Terlahir pada tahun 1948 di kota Syracuse, New York, Jim memulai profesinya sebagai sebagai fotografer profesional pada tahun 70an di sebuah koran kecil di kota New Mexico, Amerika Serikat. Terinspirasi dari foto-foto tentang perang Vietnam, Jim ingin bercerita lebih banyak kepada dunia tentang betapa mengerikannya sebuah perang bagi para korbannya yang tentu saja tak pernah terpikirkan oleh mereka kenapa perang ini harus terjadi dan untuk apa perang ini terjadi.
Pada film dokumenter ini menampilkan seorang Jim dalam 20 tahun perjalanan karirnya dan karya-karyanya tak sebatas sebagai seorang wartawan perang tapi juga sebagai seorang yang bisa menggabungkan seni dengan realita kehidupan manusia dilihat dari sisi kemanusiaan. Karya-karya adalah hasil dari totalitas yang dia curahkan dan ketajaman insting Jim yang memberikan nyawa pada objek yang direkamnya agar dapat bertutur sendiri kepada dunia tentang kehidupan manusia dan juga tragedi kemanusiaan.
Sebagian besar film menampilkan foto-foto perang yang berhasil direkam kamera Jim. Mulai dari Kosovo, Afrika, Palestina sampai Indonesia. Jika di Kosovo, Palestina dan Afrika Jim meliput perang yang terjadi di negara-negara tersebut, di Indonesia, tepatnya Jakarta, Jim memotret kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta itulah yang diwartakan oleh Jim dengan kameranya ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk foto hitam putih dan berwarna . Liputan tentang Indonesia itu mendapat porsi yang cukup lumayan dalam film ini. Termasuk rekaman peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan peristiwa Semanggi.
Alur cerita film ini dipandu oleh narasi dan kesaksian teman-teman Jim sesama wartawan. Di antaranya Christiane Amanpour (CNN), Hans- Hermann Klare (STERN Magazine), Des Wright (kameraman REUTERS) dan Dennis O'Neill (sahabat ba9ik Jim). Mereka bertutur betapa Jim adalah seorang yang setia pada profesinya sebagai fotografer. Ia pantang menyerah dalam tugasnya meskipun harus berhadapan dengan bahaya. Meliput perang berarti harus siap mati dalam tugas. Bagaimana tidak jika tak jarang mereka harus berada di tengah-tengah pertempuran yang dipenuhi hujan peluru, gas airmata serta ranjau-ranjau yang bertebaran. Setiap saat maut mengancam.
B.     Revie Film War Photographer berdasarkan 9 Elemen Jurnalisme
1.      Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran
Dalam film War Photographer, Jim menyibak kebenaran yang terjadi dalam perang-perang  di dunia lewat foto-foto yang ia ambil sesuai dengan elemen tersebut. Dalam foto-foto tersebut bertujuan mencari suatu kebenaran tanpa adanya rekayasa. Lewat fotonya, Jim ingin memperlihatkan pada dunia realita kehidupan yang sedang terjadi, yang mungkin selama ini terabaikan.
2.      Loyalitas utama jurnalisme adalah kepada warga Negara
Loyalitas kepada warga Negara dalam film ini tergambar dengan foto-foto yang diambil oleh Jim di berbagai Negara. Jurnalisme hadir untuk membangun masyarakat. Jurnalisme ada untuk memenuhi hak-hak warga negara. Jurnalisme ada untuk demokrasi. Namun, tujuan utama dari jurnalisme adalah menyediakan informasi yang dibutuhkan warga agar mereka bisa hidup bebas dan mengatur diri sendiri.
3.      Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
Dalam film ini tidak ada unsur menambah-nambahi, tidak menipu pembaca, transparan dan jujur, juga mengandalkan reportase sendiri, dan apa adanya. Karena film War Photographer merupakan sebuah film documenter yang mengandalkan hasil foto Jim sendiri.
4.      Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk kritik maupun dukungan warga
Jika kita mampu memahami film ini, film ini bisa dijadikan sebagai kritik terhadap pemerintah atas rakyatnya yang kurang beruntung dan masih dibawah garis kepemimpinan. Selain foto-foto perang, film ini juga menampilkan foto-foto atau keadaan suatu masyarakat pada Bangsa tertentu.
5.      Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan
Dalam film ini menampilkan foto-foto yang terabaikan oleh masyarakat tetapi sebenarnya itu merupakan hal yang penting. Melalui film ini masyarakat dapat melihat hal yang terabaikan tersebut menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan masyarakat masa kini.
6.      Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional
 Komprehensif dalam film ini terlihat dengan beragamnya foto yang diambil oleh Jim. Mulai dari foto-foto perang hingga foto kehidupan masyarakat pada suatu bangsa tertentu. Tidak hanya pada Negara maju, tetapi foto ini juga memuat Negara-negara yang kurang dikenal oleh Negara lain atau masih merupakan Negara berkembang. Contohnya dalam film ini juga memuat foto-foto dari Negara Indonesia.
7.      Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya
Setiap wartawan harus mempunyai rasa etika dan tanggung jawab sosial dalam dirinya. Mereka juga harus mempunyai rasa tanggung jawab untuk menyuarakan hati nurani mereka dan membiarkan yang lain melakukan hal yang serupa dengannya. Itulah yang dikerjakan oleh Jim dalam film War Photographer tersebut. Jim mempunyai tanggung jawab moral kepada seluruh warga dunia untuk meliput aksi-aksi di Kosovo, Indonesia, dan palestina.
C.    KODE ETIK JURNALISTIK
1.      Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk
Dalam film War Photographer ini Jim menghasilkan berita yang berimbang. Ia menampilkan foto-foto sebagaimana adanya. Bukan untuk beretikad buruk melainkan untuk menunjukan kepada khalayak tentang sisi lain kehidupan suatu masyarakat di Negara lain.
2.      Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul
Foto yang ditampilkan dalam film War Photographer merupakan foto yang nyata tanpa rekayasa. Ia menampilkan apa adanya kehidupan yang ada dalam objek fotonya tersebut.

3.      Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani
Beberapa foto dalam film ini yang diambil di Indonesia menampilkan kehidupan masyarakat kumuh di sepanjang rel kereta. Rumah-rumah kardus yang tumpang tindih, sungai-sungai dengan air yang menghitam sementara orang-orang mandi dan mencuci di situ serta para pengemis cacat yang tengah meminta-minta di perempatan jalan Jakarta. Namun hal tersebut bukan merupakan bentuk diskriminasi melainkan upaya memberikan pengetahuan tentang kehidupan masyarakat dibelahan dunia lain.

0 komentar on "REVIE FILM “WAR PHOTOGRAPHER” DALAM KAITANNYA DENGAN 9 ELEMEN DAN KODE ETIK JURNALISTIK"

Posting Komentar